Sabtu, 02 Februari 2013

tugas kelompok


LAPORAN KEGIATAN

PRAKTEK KLINIK LAPANGAN ( PKL )

DESA SAKURU KECAMATAN MONTA KABUPATEN BIMA
Tanggal 01 s/d 21 Desember 2011


Disusun Oleh :
Kelompok I

1.      ANDI MUJIANSAH
2.      ANDRI FISKANTORO
3.      FITRIATI
4.      EMI YULIANTI
5.      AHMAD JUNAIDI F
6.      ENCIK APRIADIN
7.      VIVI NOVIA
8.      RAHMI
9.      JUNAIDIN
10.  USMAN
11.  RULIYATI
12.  YENI JUMRIANI


YAYASAN ISLAM KESEHATAN MASYARAKAT MBOJO
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAHYA BIMA

2011
KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktek kerja lapangan (PKL) Di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima pada tanggal 01 s/d 21 Desember 2011 dan dapat menyelesaikan laporan hasil PKL ini.
PKL ini merupakan penerapan dalam ilmu keperawatan komunitas, dan merupakan salah satu persyaratan dalam program belajar mengajar S-I keperawatan. Dalam penulisan laporan hasil PKL ini, kami merasa masih banyak kekurangan dikarenakan sumber data yang tidak lengkap, waktu yang singkat, dan kurangnya pemahaman bahasa serta keterbatasan kami sebagai mahasiswa, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bersifat edukatif dan membangun dari semua pihak guna perbaikan dan sempurnanya laporan hasil PKL ini di masa yang akan datang.
Semoga Allah memberikan balasan berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan PKL. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.





Bima, Desember 2011




Kelompok I







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Khusus untuk kegiatan pengalaman belajar Praktek Kerja Lapangan (PKL), yang merupakan metode proses pembelajaran dilakukan dengan menerapkan semua ilmu yang telah diperoleh di kelas (studi komprehensif) ke dalam suatu tatanan nyata di masyarakat, di mana masalah kesehatan yang akan dipenuhi lebih kompleks untuk dilakukan pemecahan masalah. Dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Sehat telah disepakati perlunya perubahan paradigma pembangunan kesehatan, yaitu dari paradigma sakit ke paradigma sehat. Paradigma sehat adalah kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri, malalui hidup bersih dan sehat (PHBS) di berbagai tatanan. Salah satu tatanan dalam pelaksanaan PHBS adalah tatanan Rumah tangga (RT) sebagai unit terkecil dalam komunitas. Pelaksanaan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah adanya indikator yang menunjukan keluarga tersebut sudah melakukan upaya program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB). Indikator perilaku yang berkaitan dengan KIA/KB ini menjadi sangat penting karena merupakan salah satu indikator sensitif (spesifik) keberhasilan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu calon perawat  harus memiliki pengalaman langsung dalam mengelola Pos Kesehatan Desa, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program Desa Siaga.
Strategi pendekatan pelaksanaan yang digunakan dalam praktek manajemen kebidanan komunitas adalah berorientasi pada program kerja puskesmas, yaitu program PHBS, Operasionalisasi Desa Siaga dan Primary Health Care (PHC), yaitu lebih memfokuskan pada upaya membangkitkan peran serta masyarakat, penyadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga masyarakat mampu mengenal masalah kesehatannya sendiri. Sehingga memberi kontribusi bagi pencapaian Indonesia Sehat di tingkat keluarga dan masyarakat.




B.     TUJUAN
a.       Tujuan Umum
Setelah mengikuti PKL diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi, merencanakan, memprioritaskan, mengiplementasikan, mengevaluasi dan memonitoring managemen pelayanan keperawatan komunitas dengan tekhnik penggerakan dan pemberdayaan masyarakat serta pendekatan edukatif pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada komunitas tertentu dalam rangka mewujudkan tercapainya Indonesia sehat.
b.      Tujuan Khusus
Selama praktek lapangan, mahasiswa mampu ;
1.      Melakukan pengenalan, orientasi dan sosialisasi pada masyarakat (Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau pertemuan 1)
2.      Melakukan pengkajian data dan mengidentifikasi isu-isu permasalahan kesehatan dan keperawatan komunitas terkini melalui Survey, Observasi dan Interview.
3.      Melakukan pengolahan dan analisis data sebagai dasar untuk mendiagnosis keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan dan prespektif gender, metode analisis sosial, demografi, epidemiologi, dan statistik kesehatan
4.      Melakukan teknik prioritas masalah keperawatan komunitas dengan menggunakan teknik skoring, Fishbone Diagram, pohon masalah atau lainnya.
5.      Merencanakan intervensi asuhan keperawatan komunitas dan pembentukan forum komunikasi dusun siaga dalam desa siaga bersama masyarakat melalui forum rembuk desa (MMD/pertemuan II).
6.      Pembuatan strategi pelayanan yang berkaitan dengan keperawatan komunitas dan desa siaga secara berkesinambungan, benar dan tepat bersama sasaran dengan pendekatan PRA (Partisipatoring Rural Appraisal)
7.      Melaksanakan pelayanan keperawatan komunitas, sesuai dengan program kegiatan desa siaga pada keluarga dengan prioritas pada keluarga miskin, terasing dan atau daerah korban bencana, melalui pelayanan institusi Pos Kesehatan Desa (Poskesdes):
a.       Melakukan sosialisasi program desa siaga dan pelayanan Poskesdes
b.      Memberikan pendidikan kesehatan (promosi kesehatan) kepada ibu, remaja, anak usia sekolah, dan lansia tentang kesehatan reproduksi
c.       Melakukan pelayanan bina keluarga bermasalah kesehatan.
8.      Melaksanakan pemantauan kesehatan Ibu dan Anak dengan Intrumen PWS-KIA.
9.      Melakukan evaluasi pelayanan manajemen keperawatan komunitas.
10.  Menyusun laporan pertanggung jawaban kegiatan pelayanan keperawatan pada komunitas.

C.    MANFAAT PKL
1.      Bagi Peserta
a.       Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat khusunya dalam pengembangan Desa Siaga dan penggerakkan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan pelayanan manajemen keperawatan komunitas.
b.      Mampu mengenal budaya, dan adat kebiasaan masyarakat Sakuru sehari-hari.
c.       Memperoleh kenangan yang tak terlupakan dan menjadi media pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa sebagai bekal bekerja.
2.      Bagi Institusi Pendidikan
a.       Bagi dosen pengelola program keperawatan komunitas, diharapkan mampu memperoleh gambaran bagaimana cara penyelenggaraan dan pengelolaan managemen keperawatan komunitas.
b.      Dilihat dari outputnya : menjadikan lulusannya menjadi pengalaman dan wawasan yang lebih komperhensif, holistik dan adaptif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda dari tempat asalnya.
c.       Dilihat dari reputasinya : maka institusi yang mengadakan PKL keperawatan komunitas di Desa Sakuru Kecamatan Monta akan menjadi lebih diakui eksitensinya dan “brand image”nya menjadi lebih baik, sebagai lembaga pendidikan kesehatan yang peduli terhadap peningkatan mutu kesehatan Masyarakat.
3.      Desa Sakuru
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat di Desa Sakuru Kecmatan Monta  pada umumnya dan Dusun Sakuru (Dusun I) khususnya, dalam bidang peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih, membantu masyarakat dalam mendapatkan data status kesehatan serta data umum lainnya untuk kepentingan tingkat Desa atau Dusun.


D.    Gambaran Umum Lokasi PKL
1.      Nama Desa/Kelurahan         : Desa Sakuru
2.      Kecamatan                              : Monta
3.       Kabupaten                            : Bima
4.      Letak Geografis Desa Sakuru
Desa Sakuru terletak disebelah Utara  kec Monta berbatasan dengan :
§  Sebelah Utara              : Desa Baralau
§  Sebelah Selatan           : Desa Tangga
§  Sebelah Barat              : Pagunungan
§  Sebelah Timur             : Desa Monta

5.      Topografis Desa/Kelurahan
Luas Desa Sakuru             : 12,07 Ha/M­­2
6.      Demografis Desa/Kelurahan
§  Jumlah Penduduk         : 2141 Jiwa
§  Jumlah KK                   : 534   KK
§  Kondisi Geografis        : 1 m/ dpl
§  Curah Hujan                 : … Bulan MM
7.      Potensi Desa/Kelurahan
a.      Pemukiman     : Rumah yang representative.
b.      Perdagangan   : Kios,pedaganng keliling
c.       Peternakan      : Berupa sapi, , ayam, kuda dan kambing
d.      Kelautan          : Tidak Ada
e.       Kesehatan       : Berupa satu unit Puskesmas Pembantu dan satu unit Polindes
f.       Sarana Ibadah : 2 buah Masjid dan 2 Musholla

E.     SASARAN
Sasaran kegiatan PKL ini adalah individu, keluarga, kelompok khusus (bumil, buteki, balita, bayi, remaja, lansia, anak sekolah).




F.     RUANG LINGKUP PENELITIAN
Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas di wilayah binaan Dusun Sakuru (Dusun I) Desa Sakuru Kecamatan Monta. Dengan target sesuai kurikulum dan pertanggung jawaban bukti dari pelaksanaan PKL mahasiswa diberi tugas untuk membuat laporan yang meliputi :
1.      Individu
a.       Melakukan pengkajian masalah kesehatan pada wilayah kerjanya masing-masing, dengan seluruh masyarakat dusun sakuru sebagai Unit Analisanya sebagai populasinya dan Kepala Keluarga  sebagai sampelnya/respondennya.
b.      Melakukan asuhan manajemen keperawatan komunitas pada KK Binaan, sebanyak 1 (satu) KK, dengan ketentuan :
1)      Memenuhi kriteria sebagai keluarga rawan kesehatan atau risiko tinggi masalah kesehatan lansia.
2)      Penentuan KK Binaan harus persetujuan pembimbing masing-masing.
3)      Menyusun laporan Askep Komunitas sesuai format dari institusi pendidikan.

2.      Kelompok
a.       Melaksanakan pertemuan dengan warga masyarakat Desa Sakuru melalui forum MMD I dan  MMD II.
b.      Melaksanakan pengelolaan dan analisa data dengan pendekatan metodelogi ilmiah.
c.       Melakukan pemrioritasan masalah keperawatan komunitas dengan berbagai pilihan teknik prioritas masalah.
d.      Melaksanakan intervensi keperawatan komunitas dengan pendekatan prespektif gender, participatory Rural Appraisals (PRA) dan pemberdayaan masyarakat.
e.       Melakukan sosialisasi Program Dusun/Desa Siaga dan sekaligus pembentukan forum komunikasi kesehatan masyarakat dusun.
f.       Menyusun laporan kegiatan Manajemen Kebidanan Komunitas (Laporan Hasil Kegiatan PKL) tentang seluruh kegiatan selama PKL sesuai dengan kelompoknya/dusunnya.
 Dilampiri dengan : Format Pengkajian, Plan Of Action (POA), Peta atau denah wilayah Dusun, Dafar Pengorganisasian mahasiswa, foto-foto kegiatan.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.    POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.

1.      APA ITU PHBS  DI RUMAH TANGGA?
·         PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif  dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
·         PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.
·         Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu :
1.      Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
2.      Memberi bayi asi ekslusif
3.      Menimbang balita setiap bulan
4.      Menggunakan air bersih
5.      Mencuci tangan dengan air brsih dan sabun
6.      Menggunakan jamban sehat
7.      Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8.      Makan buah dan sayur setiap hari
9.      Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10.  Tidak merokok di dalam rumah.

2.      APA MANFAAT RUMAH TANGGA BER-PHBS?
1.      Bagi Rumah Tangga :
·         Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
·         Anak tumbuh sehat dan cerdas.
·         Anggota keluarga giat bekerja.
·         Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2.      Bagi Masyarakat:
·         Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
·         Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.
·         Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
·         Masyarakat mampu mengembangkan Upaya  Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

B.     MODEL PRAKTEK
Dusun Sakuru, Desa Sakuru, Kecamatan Monta setelah dilakukan pemetaan PHBS pada tatanan rumah tangga di kategorikan masuk dalam klasifikasi III dengan permasalahan banyak yang belum mempunyai jamban, masih banyak yang merokok, masih banyak yang belum menggunakan air bersih dan masih banyak yang belum mengerti cara pemberantasan jentik. Dari permasalahan tersebut diatas, karena keterbatasan sumber daya maka diambil 2 prioritas masalah, yaitu :
-        Belum menggunakan air bersih 65 %
-        Kurang pengetahuan cara pemberantasan jentik 70 %
Dari masalah tersebut diatas dapat dibuat tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
Tujuan Umum :
Meningkatkan klasifikasi PHBS tatanan rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta dari klasifikasi III menjadi klasifikasi IV
Tujuan Khusus :
-        Meningkatkan penggunaan air bersih di rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta dari 30 % menjadi 80 %.
-        Meningkatkan pengetahuan tentang cara memberantas jentik di tatanan rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta
Simpulan :
Dengan tercapainya tujuan khusus tersebut, maka klasifikasi PHBS tatanan rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta tersebut akan meningkat dari klasifikasi III menjadi klasifikasi IV. Dengan demikian, tujuan umum untuk meningkatkan klasifikasi PHBS tatanan rumah tangga tercapai.

C.    MERUMUSKAN INTERVENSI
Dalam rangka merumuskan intervensi, yang harus diperhatikan adalah :
1.      Apa masalah perilaku PHBS-nya ?
·         Kurang menggunakan air bersih
·         Kurang pengetahuan cara pemberantasan jentik
2.      Siapa sasarannya ?
·         Sasaran primer : Ibu
·         Sasaran sekunder : Bapak
·         Sasaran tertier : Pak RT
3.      Perilaku apa yang ingin diubah ?
·         Agar mengkonsumsi air bersih
·         Memberantas jentik di rumah
4.      Intervensinya bagaimana ?
·         Penyuluhan perorangan melalui kunjungan rumah
·         Penyuluhan kelompok melalui dasa wisma

D.    UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF
1.      Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
a.      Apa syarat-syarat air bersih itu?
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
·         Air tidak berwarna harus bening/jernih.
·         Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya.
·         Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
·         Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
b.      Apa manfaat menggunakan air bersih?
·         Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus, Kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
·         Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
c.       Bagaimana menjaga kebersihan sumber air bersih?
·         Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit 10 meter.
·         Sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran.
·         Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya atidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.
·         Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/lantai dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan diletakan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).
d.      Mengapa air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C  (saat mendidih).
e.       Apa peran Mahasiswa dalam menggerakan masyarakat untuk menggunakan air bersih?
·         Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan air bersih dirumahnya.
·         Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.
·         Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang sulit untuk mendapatkan air bersih.
·         Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk memberi kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan tempat tinggalnya.

2.      Cara Memberantas jentik dirumah
a.      Apa itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.


b.      Apa yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
·         Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara
3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
·         PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.
·         3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1.      Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
2.      Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
3.      Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
·         Menggunakan kelambu ketika tidur.
·         Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk; bakar, semprot, oles/usap ke kulit, dll.
·         Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
·         Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
·         Memperbaiki saluran talang air yang rusak
·         Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
·         Memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll.
·         Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
c.       Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
·         Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
·         Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
·         Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
d.      Bagaimana cara Pemeriksaan Jentik Berkala?
·         Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air  di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
·         Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
·         Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga
·         Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada formulir pelaporan ke puskesmas.
e.       Apa peran Mahasiswa dalam membina rumah tangga  Agar menciptakan Rumah Bebas Jentik?
·         Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah.
·         Bersama pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat menggerakan masyarakat untuk melakukan PSN dan PJB.
·         Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
·         Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi masalah/kasus.
·         Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.



BAB III
PEMBAHASAN


A.    Realisasi Program Yang Tercapai
Pada pelaksanaan kegiatan Praktek Klinik Lapangan (PKL) di Dusun Sakuru Desa Sakuru Kec.Monta Kab. Bima selalu berpatokan, berkoordinasi dengan Kepala Desa, dan dalam pelaksanaanya melibatkan masyarakat dan aparat Desa,kepala-kepala dusun dan ketua-ketua RT/RW, Pemuda, untuk ikut berpartisipasi dengan kegiatan mahasiswa. Dari kegiatan yang kami programkan baik fisik dan non fisik yang berhasil kami laksanakan adalah:

1.      Program Fisik
§   Pembuatan Tempat sampah pada masing-masing RT
§  Pengecetan Tempat Sampah
§  Pembuatan SPAL percontohan Pada di RT 2
§  Pengobatan Gratis

2.      Program Non Fisik 
Pelaksanaan kegiatan non fisik yang berhasil kami laksanakan adalah:
§  Silaturrahim dengan masyarakat
§  Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan PHBS
§  Melaksanakan kegiatan Jum’at bersih di 1 (satu) masjid yang ada setiap pekan
§  Gotong royong/kebersihan Kuburan Dusun Rade Desa Sakuru
§  Posyandu
§  Kegiatan perpisahan antara mahasiswa PKL dengan Pemerintah Desa, Masyarakat,Pemuda dll.

A.    Faktor Pendukung dan Penghambat Pada Saat Kegiatan PKL
Pada pelaksanaan kegiatan Praktek Klinik Lapangan (PKL) di Dusun Sakuru, tentu menemukan berbagai macam faktor pendukung dan kendala yang dapat menyebabkan kegiatan  berjalan lancar dan tersendat. Kegiatan pendukung dan penghambat kami rangkum di bawah ini:
1.      Faktor Pendukung
Selama kegiatan PKL berlangsung di Desa Sakuru Kec. Monta Kab. Bima, ada beberapa yang menjadi faktor pendukung yang membantu terselenggaranya dan tercapainya program kegiatan, antara lain:
§   Adanya dukungan dari Pemerintah Desa, Masyarakat, Pemuda yang bersedia bekerjasama membantu mahasiswa dan memberikan arahan dan masukan yang berguna sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.
§   Adanya Dukungan dan bantuan dari Instansi-instansi Pemerintah Kab. Bima. Baik secara Moral maupun material.
§   Adanya arahan,himbauan dan masukan dari Kepala Desa Sakuru, BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda tentang kegiatan dan program yang harus dilaksanakan secara prioritas.
§   Adanya beberapa masyarakat yang mau bekerjasama dengan mahasiswa PKL dalam melaksanakan setiap program yang telah diprogramkan oleh mahasiswa PKL dengan masyarakat Desa Sakuru Kab. Bima.

2.      Faktor Penghambat
Selama  melaksanakan kegiatan yang menjadi program di Desa Sakuru terdapat kendala-kendala, antara lain:
§   Padatnya kegiatan masyarakat membuat mereka tidak bisa berpartisipasi aktif dalam membantu mahasiswa dalam mensukseskan kegiatan.
§   Masyarakat kurang begitu paham dengan kedatangan mahasiswa PKL dalam membantu kegiatan mahasiswa

B.     Upaya Mengatasi Hambatan
Dalam melaksanakan kegiatan PKL berlangsung  dan mengantisipasi adanya berbagai hambatan kami melakukan beberapa langkah yaitu:
1.      Setiap melakukan kegiatan kami selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan aparat Desa, tokoh masyarakat, ketua RT/RW, Pemuda, tentang program yang akan kami laksanakan dengan meminta pertimbangan baik tentang sumber dana, pengkoordiniran masyarakat untuk bekerjasama melaksanakan program kegiatan yang telah direncanakan.
2.      Selalu memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa keberadaan mahasiswa PKL di tengah-tengah masyarakat bukanlah membawa uang atau proyek sebagaimana anggapan beberapa masyarakat, akan tetapi keberadaan mahasiswa PKL adalah lebih memfokuskan pada upaya membangkitkan peran serta masyarakat, penyadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga masyarakat mampu mengenal masalah kesehatannya sendiri.
3.      Berusaha mengutamakan  penyesuaian dana pendukung untuk kelancaran program kegiatan PKL yang dicanangkan oleh mahasiswa dengan meminta partisipasi dari beberapa pihak terkait.























BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari setiap pelaksanaan kegiatan PKL berlangsung ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan kami selama melaksanakan kegiatan PKL yaitu :
1.      Pelaksanaan kegiatan PKL terlebih dahulu dilakukan survey/observasi untuk melihat dan merencanakan program PKL, sebelum dibahas dan diprioritaskan serta dipaparkan kepada Kepala Desa, Ketua LPMD,BPD, Kepala-Kepala Dusun, Ketua-Ketua  RT/RW, Tokoh Masyarakat serta tokoh Pemuda yang berkompeten.
2.      Pendekatan dengan masyarakat lewat silaturrahim sangat efektif dalam upaya membina hubungan, meminta dukungan masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan program PKL yang telah di programkan
3.      Dalam menjalankan Kegiatan PKL yang direncanakan bersama-sama dengan masyarakat dapat terlaksana sepenuhnya. Ini dilihat dari kemampuan mahasiswa dan faktor pendukung pelaksanaan kegiatan PKL, walaupun demikian dapat kami katakan kegiatan yang telah kami rencanakan berhasil kami laksanakan.

B.     Saran-Saran    
Selama  pelaksanaan kegiatan praktek klinik lapangan (PKL) kami banyak menemukan berbagai kendala, maka saran dan masukan kami adalah:
1.      Dalam memperlancar proses kegiatan PKL semestinya Lembaga harus menyediakan dana pembantu untuk kelancaran program mahasiswa PKL. sehingga mahasiswa PKL tidak kesulitan dalam melaksanakan kegiatan PKL.
2.      Diharapkan peran dan kerjasama antar Pemerintah Desa  beserta perangkatnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dalam menciptakan suasana yang penuh kekeluargaan antara mahasiswa PKL dengan masyarakat.
3.      Supaya kehadiran mahasiswa PKL di Posko selalu terkoordinir dan kegiatannya biasa diarahkan sesuai rencana, maka peran dosen pembimbing sangat dibutuhkan dalam memberikan arahan dan masukan, serta berusaha untuk hadir secara rutin dalam setiap kegiatan PKL, sekalian mengontrol kegiatan PKL tersebut.