LAPORAN
KEGIATAN
PRAKTEK KLINIK LAPANGAN ( PKL )
DESA SAKURU
KECAMATAN MONTA KABUPATEN BIMA
Tanggal 01 s/d 21 Desember 2011
Disusun Oleh :
Kelompok I
Tanggal 01 s/d 21 Desember 2011
Disusun Oleh :
Kelompok I
1.
ANDI MUJIANSAH
2.
ANDRI FISKANTORO
3.
FITRIATI
4.
EMI YULIANTI
5.
AHMAD JUNAIDI F
6.
ENCIK APRIADIN
7.
VIVI NOVIA
8.
RAHMI
9.
JUNAIDIN
10. USMAN
11. RULIYATI
12. YENI
JUMRIANI
YAYASAN ISLAM KESEHATAN MASYARAKAT MBOJO
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAHYA BIMA
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktek kerja lapangan
(PKL) Di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima pada
tanggal 01 s/d 21 Desember 2011 dan dapat menyelesaikan laporan hasil PKL ini.
PKL ini merupakan penerapan dalam ilmu keperawatan
komunitas, dan merupakan salah satu persyaratan dalam program belajar mengajar
S-I keperawatan. Dalam penulisan laporan hasil PKL ini, kami merasa masih
banyak kekurangan dikarenakan sumber data yang tidak lengkap, waktu yang
singkat, dan kurangnya pemahaman bahasa serta keterbatasan kami sebagai
mahasiswa, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bersifat edukatif
dan membangun dari semua pihak guna perbaikan dan sempurnanya laporan hasil PKL
ini di masa yang akan datang.
Semoga Allah memberikan balasan berlipat ganda kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan PKL. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
Bima, Desember 2011
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Khusus untuk kegiatan pengalaman belajar Praktek Kerja
Lapangan (PKL), yang merupakan metode proses pembelajaran dilakukan dengan
menerapkan semua ilmu yang telah diperoleh di kelas (studi komprehensif) ke
dalam suatu tatanan nyata di masyarakat, di mana masalah kesehatan yang akan
dipenuhi lebih kompleks untuk dilakukan pemecahan masalah. Dalam rangka
mewujudkan visi Indonesia Sehat telah disepakati perlunya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan, yaitu dari paradigma sakit ke paradigma sehat. Paradigma
sehat adalah kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri,
malalui hidup bersih dan sehat (PHBS) di berbagai tatanan. Salah satu tatanan
dalam pelaksanaan PHBS adalah tatanan Rumah tangga (RT) sebagai unit terkecil
dalam komunitas. Pelaksanaan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah adanya
indikator yang menunjukan keluarga tersebut sudah melakukan upaya program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB). Indikator perilaku
yang berkaitan dengan KIA/KB ini menjadi sangat penting karena merupakan salah
satu indikator sensitif (spesifik) keberhasilan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu calon perawat harus memiliki pengalaman langsung dalam
mengelola Pos Kesehatan Desa, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam
program Desa Siaga.
Strategi pendekatan pelaksanaan yang digunakan dalam praktek
manajemen kebidanan komunitas adalah berorientasi pada program kerja puskesmas,
yaitu program PHBS, Operasionalisasi Desa Siaga dan Primary Health Care (PHC),
yaitu lebih memfokuskan pada upaya membangkitkan peran serta masyarakat,
penyadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan
pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan, sehingga masyarakat mampu mengenal
masalah kesehatannya sendiri. Sehingga memberi kontribusi bagi pencapaian
Indonesia Sehat di tingkat keluarga dan masyarakat.
B.
TUJUAN
a.
Tujuan
Umum
Setelah mengikuti PKL diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi, merencanakan, memprioritaskan,
mengiplementasikan, mengevaluasi dan memonitoring managemen pelayanan
keperawatan komunitas dengan tekhnik penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
serta pendekatan edukatif pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada
komunitas tertentu dalam rangka mewujudkan tercapainya Indonesia sehat.
b.
Tujuan
Khusus
Selama praktek lapangan, mahasiswa
mampu ;
1. Melakukan pengenalan, orientasi dan
sosialisasi pada masyarakat (Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) atau pertemuan 1)
2. Melakukan pengkajian data dan
mengidentifikasi isu-isu permasalahan kesehatan dan keperawatan komunitas
terkini melalui Survey, Observasi dan Interview.
3. Melakukan pengolahan dan analisis
data sebagai dasar untuk mendiagnosis keperawatan komunitas dengan menggunakan
pendekatan dan prespektif gender, metode analisis sosial, demografi, epidemiologi,
dan statistik kesehatan
4. Melakukan teknik prioritas masalah
keperawatan komunitas dengan menggunakan teknik skoring, Fishbone Diagram,
pohon masalah atau lainnya.
5. Merencanakan intervensi asuhan
keperawatan komunitas dan pembentukan forum komunikasi dusun siaga dalam desa
siaga bersama masyarakat melalui forum rembuk desa (MMD/pertemuan II).
6. Pembuatan strategi pelayanan yang
berkaitan dengan keperawatan komunitas dan desa siaga secara berkesinambungan,
benar dan tepat bersama sasaran dengan pendekatan PRA (Partisipatoring Rural
Appraisal)
7. Melaksanakan pelayanan keperawatan
komunitas, sesuai dengan program kegiatan desa siaga pada keluarga dengan
prioritas pada keluarga miskin, terasing dan atau daerah korban bencana, melalui
pelayanan institusi Pos Kesehatan Desa (Poskesdes):
a. Melakukan sosialisasi program desa siaga
dan pelayanan Poskesdes
b. Memberikan pendidikan kesehatan
(promosi kesehatan) kepada ibu, remaja, anak usia sekolah, dan lansia tentang
kesehatan reproduksi
c. Melakukan pelayanan bina keluarga
bermasalah kesehatan.
8. Melaksanakan pemantauan kesehatan
Ibu dan Anak dengan Intrumen PWS-KIA.
9. Melakukan evaluasi pelayanan
manajemen keperawatan komunitas.
10. Menyusun laporan pertanggung jawaban
kegiatan pelayanan keperawatan pada komunitas.
C.
MANFAAT PKL
1.
Bagi
Peserta
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam
kehidupan bermasyarakat khusunya dalam pengembangan Desa Siaga dan penggerakkan
masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri dikaitkan dengan
pelayanan manajemen keperawatan komunitas.
b. Mampu mengenal budaya, dan adat
kebiasaan masyarakat Sakuru sehari-hari.
c. Memperoleh kenangan yang tak
terlupakan dan menjadi media pendewasaan karakteristik dan budi pekerti mahasiswa
sebagai bekal bekerja.
2.
Bagi
Institusi Pendidikan
a. Bagi dosen pengelola program
keperawatan komunitas, diharapkan mampu memperoleh gambaran bagaimana cara
penyelenggaraan dan pengelolaan managemen keperawatan komunitas.
b. Dilihat dari outputnya : menjadikan
lulusannya menjadi pengalaman dan wawasan yang lebih komperhensif, holistik dan
adaptif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda dari tempat asalnya.
c. Dilihat dari reputasinya : maka
institusi yang mengadakan PKL keperawatan komunitas di Desa Sakuru Kecamatan
Monta akan menjadi lebih diakui eksitensinya dan “brand image”nya menjadi lebih
baik, sebagai lembaga pendidikan kesehatan yang peduli terhadap peningkatan
mutu kesehatan Masyarakat.
3.
Desa
Sakuru
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku
masyarakat di Desa Sakuru Kecmatan Monta
pada umumnya dan Dusun Sakuru (Dusun I) khususnya, dalam bidang
peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih, membantu masyarakat dalam
mendapatkan data status kesehatan serta data umum lainnya untuk kepentingan
tingkat Desa atau Dusun.
D.
Gambaran
Umum Lokasi PKL
1. Nama Desa/Kelurahan : Desa Sakuru
2. Kecamatan : Monta
3. Kabupaten
: Bima
4. Letak Geografis Desa Sakuru
Desa Sakuru terletak disebelah Utara kec Monta berbatasan dengan :
§ Sebelah
Utara : Desa Baralau
§ Sebelah Selatan : Desa Tangga
§ Sebelah
Barat : Pagunungan
§ Sebelah
Timur : Desa Monta
5. Topografis Desa/Kelurahan
Luas Desa Sakuru : 12,07 Ha/M2
6. Demografis Desa/Kelurahan
§ Jumlah
Penduduk : 2141 Jiwa
§ Jumlah
KK : 534 KK
§ Kondisi
Geografis : 1 m/ dpl
§ Curah
Hujan :
… Bulan MM
7. Potensi Desa/Kelurahan
a.
Pemukiman :
Rumah yang representative.
b.
Perdagangan :
Kios,pedaganng keliling
c.
Peternakan :
Berupa sapi, , ayam, kuda dan kambing
d.
Kelautan :
Tidak Ada
e.
Kesehatan :
Berupa satu unit Puskesmas Pembantu dan satu unit Polindes
f.
Sarana Ibadah :
2 buah Masjid dan 2 Musholla
E.
SASARAN
Sasaran kegiatan PKL ini adalah individu, keluarga, kelompok
khusus (bumil, buteki, balita, bayi, remaja, lansia, anak sekolah).
F.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas di wilayah binaan
Dusun Sakuru (Dusun I) Desa Sakuru Kecamatan Monta. Dengan target sesuai
kurikulum dan pertanggung jawaban bukti dari pelaksanaan PKL mahasiswa diberi
tugas untuk membuat laporan yang meliputi :
1.
Individu
a. Melakukan pengkajian masalah
kesehatan pada wilayah kerjanya masing-masing, dengan seluruh masyarakat dusun
sakuru sebagai Unit Analisanya sebagai populasinya dan Kepala Keluarga sebagai sampelnya/respondennya.
b. Melakukan asuhan manajemen
keperawatan komunitas pada KK Binaan, sebanyak 1 (satu) KK, dengan ketentuan :
1) Memenuhi kriteria sebagai keluarga
rawan kesehatan atau risiko tinggi masalah kesehatan lansia.
2) Penentuan KK Binaan harus
persetujuan pembimbing masing-masing.
3) Menyusun laporan Askep Komunitas sesuai
format dari institusi pendidikan.
2.
Kelompok
a. Melaksanakan pertemuan dengan warga
masyarakat Desa Sakuru melalui forum MMD I dan
MMD II.
b. Melaksanakan pengelolaan dan analisa
data dengan pendekatan metodelogi ilmiah.
c. Melakukan pemrioritasan masalah keperawatan
komunitas dengan berbagai pilihan teknik prioritas masalah.
d. Melaksanakan intervensi keperawatan
komunitas dengan pendekatan prespektif gender, participatory Rural Appraisals
(PRA) dan pemberdayaan masyarakat.
e. Melakukan sosialisasi Program
Dusun/Desa Siaga dan sekaligus pembentukan forum komunikasi kesehatan
masyarakat dusun.
f. Menyusun laporan kegiatan Manajemen
Kebidanan Komunitas (Laporan Hasil Kegiatan PKL) tentang seluruh kegiatan
selama PKL sesuai dengan kelompoknya/dusunnya.
Dilampiri dengan : Format Pengkajian, Plan Of Action (POA), Peta atau denah wilayah Dusun, Dafar Pengorganisasian mahasiswa, foto-foto kegiatan.
Dilampiri dengan : Format Pengkajian, Plan Of Action (POA), Peta atau denah wilayah Dusun, Dafar Pengorganisasian mahasiswa, foto-foto kegiatan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
POLA
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat.
1. APA ITU PHBS DI RUMAH TANGGA?
·
PHBS
di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
·
PHBS
di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS.
·
Rumah
tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga
yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan
2. Memberi bayi asi ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air brsih dan
sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap
hari
10. Tidak merokok di dalam rumah.
2. APA MANFAAT RUMAH TANGGA BER-PHBS?
1.
Bagi
Rumah Tangga :
·
Setiap
anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
·
Anak
tumbuh sehat dan cerdas.
·
Anggota
keluarga giat bekerja.
·
Pengeluaran
biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
2.
Bagi
Masyarakat:
·
Masyarakat
mampu mengupayakan lingkungan sehat.
·
Masyarakat
mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.
·
Masyarakat
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
·
Masyarakat
mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti
Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
B. MODEL
PRAKTEK
Dusun Sakuru, Desa Sakuru, Kecamatan Monta setelah dilakukan
pemetaan PHBS pada tatanan rumah tangga di kategorikan masuk dalam klasifikasi
III dengan permasalahan banyak yang belum mempunyai jamban, masih banyak yang
merokok, masih banyak yang belum menggunakan air bersih dan masih banyak yang
belum mengerti cara pemberantasan jentik. Dari permasalahan tersebut diatas,
karena keterbatasan sumber daya maka diambil 2 prioritas masalah, yaitu :
-
Belum
menggunakan air bersih 65 %
-
Kurang
pengetahuan cara pemberantasan jentik 70 %
Dari
masalah tersebut diatas dapat dibuat tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
Tujuan
Umum :
Meningkatkan klasifikasi PHBS tatanan rumah
tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta dari klasifikasi III menjadi
klasifikasi IV
Tujuan Khusus :
-
Meningkatkan
penggunaan air bersih di rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan
Monta dari 30 % menjadi 80 %.
-
Meningkatkan
pengetahuan tentang cara memberantas jentik di tatanan rumah tangga di Dusun
Sakuru, Desa Sakuru, kecamatan Monta
Simpulan :
Dengan tercapainya tujuan khusus tersebut,
maka klasifikasi PHBS tatanan rumah tangga di Dusun Sakuru, Desa Sakuru,
kecamatan Monta tersebut akan meningkat dari klasifikasi III menjadi klasifikasi
IV. Dengan demikian, tujuan umum untuk meningkatkan klasifikasi PHBS tatanan
rumah tangga tercapai.
C. MERUMUSKAN
INTERVENSI
Dalam
rangka merumuskan intervensi, yang harus diperhatikan adalah :
1.
Apa
masalah perilaku PHBS-nya ?
·
Kurang menggunakan
air bersih
·
Kurang
pengetahuan cara pemberantasan jentik
2. Siapa sasarannya ?
·
Sasaran
primer : Ibu
·
Sasaran
sekunder : Bapak
·
Sasaran
tertier : Pak RT
3. Perilaku apa yang ingin diubah ?
·
Agar mengkonsumsi
air bersih
·
Memberantas
jentik di rumah
4. Intervensinya bagaimana ?
·
Penyuluhan
perorangan melalui kunjungan rumah
·
Penyuluhan
kelompok melalui dasa wisma
D.
UPAYA
PROMOTIF DAN PREVENTIF
1. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang
dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan
lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita
tidak terkena penyakit atau terhindar sakit.
a.
Apa
syarat-syarat air bersih itu?
Air
bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat
dilihat, dirasa, dicium, dan diraba):
·
Air
tidak berwarna harus bening/jernih.
·
Air
tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran
lainnya.
·
Air
tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak
pahit harus bebas dari bahan kimia beracun.
·
Air
tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.
b.
Apa
manfaat menggunakan air bersih?
·
Terhindar
dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri, Thypus, Kecacingan,
penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
·
Setiap
anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
c.
Bagaimana
menjaga kebersihan sumber air bersih?
·
Jarak
letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit 10
meter.
·
Sumber
mata air harus dilindungi dari pencemaran.
·
Sumur
gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya atidak rusak
seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur
sebaiknya diberi penutup.
·
Harus
dijaga kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut
pada lantai/lantai dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih
dan diletakan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).
d.
Mengapa
air bersih harus dimasak mendidih bila ingin diminum?
Meski
terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. kuman penyakit dalam air
mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
e.
Apa
peran Mahasiswa dalam menggerakan masyarakat untuk menggunakan air bersih?
·
Melakukan
pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan air bersih
dirumahnya.
·
Melakukan
pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.
·
Melaporkan
kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang sulit untuk
mendapatkan air bersih.
·
Bersama
pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk memberi
kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan tempat
tinggalnya.
2. Cara Memberantas jentik dirumah
a.
Apa
itu pemeriksaan jentik berkala (PJB)?
Adalah
pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan
air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas,
dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang
pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
b.
Apa
yang pelu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
·
Lakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara
3 M plus (Menguras, Menutup,
Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
·
PSN
merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular
berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria,
Filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat perkembangannya.
·
3
M Plus adalah
tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
1. Menguras dan menyikat tempat-tempat
penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan
tempat air minum burung.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
seperti lubang bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung
air hujan.
3. Mengubur atau menyingkirkan
barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik
kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk,
yaitu:
·
Menggunakan
kelambu ketika tidur.
·
Memakai
obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk; bakar, semprot,
oles/usap ke kulit, dll.
·
Menghindari
kebiasaan menggantung pakaian didalam kamar.
·
Mengupayakan
pencahayaan dan ventilasi yang memadai
·
Memperbaiki
saluran talang air yang rusak
·
Menaburkan
larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras
misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
·
Memilihara
ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan cupang, ikan
nila, dll.
·
Menanam
tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,Lavender,Rosemerry, dll.
c.
Apa
manfaat Rumah Bebas Jentik?
·
Populasi
nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk
dapat dicegah atau dikurangi.
·
Kemungkinan
terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue
(DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
·
Lingkungan
rumah menjadi bersih dan sehat.
d.
Bagaimana
cara Pemeriksaan Jentik Berkala?
·
Mengunjungi
setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang
sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di
dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota
rumah tangga.
·
Menggunakan
senter untuk melihat keberadaan jentik.
·
Jika
ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Menyaksikan/melihat
jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga
·
Mencatat
hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di
rumah) dan pada formulir pelaporan ke puskesmas.
e.
Apa
peran Mahasiswa dalam membina rumah tangga Agar menciptakan Rumah Bebas Jentik?
·
Memanfaatkan
setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang PSN dan
PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu, pertemuan kelompok Dasa
Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah.
·
Bersama
pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat menggerakan masyarakat
untuk melakukan PSN dan PJB.
·
Melakukan
pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka
jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
·
Mengumpulkan
data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan
melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut
penanganan bila terjadi masalah/kasus.
·
Menginformasikan
angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi
sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang
nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik
nyamuk.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Realisasi Program Yang Tercapai
Pada
pelaksanaan kegiatan Praktek Klinik Lapangan (PKL) di Dusun Sakuru Desa Sakuru Kec.Monta Kab.
Bima selalu berpatokan, berkoordinasi dengan Kepala Desa, dan dalam
pelaksanaanya melibatkan masyarakat dan aparat Desa,kepala-kepala dusun dan ketua-ketua RT/RW, Pemuda, untuk ikut berpartisipasi dengan
kegiatan mahasiswa. Dari kegiatan yang kami programkan baik fisik dan non fisik
yang berhasil kami laksanakan adalah:
1.
Program
Fisik
§ Pembuatan
Tempat sampah pada masing-masing RT
§ Pengecetan
Tempat Sampah
§ Pembuatan
SPAL percontohan Pada di RT 2
§ Pengobatan
Gratis
2.
Program
Non Fisik
Pelaksanaan kegiatan non fisik yang berhasil
kami laksanakan adalah:
§ Silaturrahim
dengan masyarakat
§ Memberikan
penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan PHBS
§ Melaksanakan
kegiatan Jum’at bersih di 1 (satu) masjid yang ada setiap pekan
§ Gotong
royong/kebersihan Kuburan Dusun Rade Desa Sakuru
§ Posyandu
§ Kegiatan
perpisahan antara mahasiswa PKL dengan Pemerintah Desa, Masyarakat,Pemuda dll.
A.
Faktor
Pendukung dan Penghambat Pada Saat Kegiatan PKL
Pada pelaksanaan kegiatan
Praktek Klinik Lapangan (PKL) di Dusun Sakuru, tentu menemukan berbagai macam
faktor pendukung dan kendala yang dapat menyebabkan kegiatan berjalan lancar dan tersendat. Kegiatan
pendukung dan penghambat kami rangkum di bawah ini:
1.
Faktor
Pendukung
Selama kegiatan PKL berlangsung di Desa Sakuru
Kec. Monta Kab. Bima, ada beberapa yang menjadi faktor pendukung yang membantu terselenggaranya
dan tercapainya program kegiatan, antara lain:
§ Adanya
dukungan dari Pemerintah Desa, Masyarakat, Pemuda yang bersedia bekerjasama
membantu mahasiswa dan memberikan
arahan dan masukan yang berguna sehingga pelaksanaan kegiatan berjalan lancar.
§ Adanya
Dukungan dan bantuan dari Instansi-instansi Pemerintah Kab. Bima. Baik secara
Moral maupun material.
§ Adanya
arahan,himbauan dan masukan dari Kepala Desa Sakuru, BPD, Tokoh Masyarakat,
Tokoh Pemuda tentang kegiatan dan program yang harus dilaksanakan secara
prioritas.
§ Adanya
beberapa masyarakat yang mau bekerjasama dengan mahasiswa PKL dalam
melaksanakan setiap program yang telah diprogramkan oleh mahasiswa PKL dengan
masyarakat Desa Sakuru Kab. Bima.
2.
Faktor
Penghambat
Selama melaksanakan kegiatan yang menjadi program di
Desa Sakuru terdapat kendala-kendala, antara lain:
§ Padatnya
kegiatan masyarakat membuat mereka tidak bisa berpartisipasi aktif dalam
membantu mahasiswa dalam mensukseskan kegiatan.
§ Masyarakat
kurang begitu paham dengan kedatangan mahasiswa PKL dalam membantu kegiatan
mahasiswa
B. Upaya Mengatasi Hambatan
Dalam
melaksanakan kegiatan PKL berlangsung
dan mengantisipasi adanya berbagai hambatan kami melakukan beberapa
langkah yaitu:
1. Setiap
melakukan kegiatan kami selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan aparat
Desa, tokoh masyarakat, ketua RT/RW, Pemuda, tentang program yang akan kami laksanakan
dengan meminta pertimbangan baik tentang sumber dana, pengkoordiniran
masyarakat untuk bekerjasama melaksanakan program kegiatan yang telah
direncanakan.
2. Selalu
memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa keberadaan
mahasiswa PKL di tengah-tengah masyarakat bukanlah membawa uang atau proyek
sebagaimana anggapan beberapa masyarakat, akan tetapi keberadaan mahasiswa PKL
adalah lebih memfokuskan pada upaya
membangkitkan peran serta masyarakat, penyadaran akan pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat, peningkatan pengetahuan masyarakat dalam hal kesehatan,
sehingga masyarakat mampu mengenal masalah kesehatannya sendiri.
3. Berusaha
mengutamakan penyesuaian dana pendukung
untuk kelancaran program kegiatan PKL yang dicanangkan oleh mahasiswa dengan
meminta partisipasi dari beberapa pihak terkait.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
setiap pelaksanaan kegiatan PKL berlangsung ada beberapa hal yang menjadi
kesimpulan kami selama melaksanakan kegiatan PKL yaitu :
1. Pelaksanaan
kegiatan PKL terlebih dahulu dilakukan survey/observasi untuk melihat dan
merencanakan program PKL, sebelum dibahas dan diprioritaskan serta dipaparkan
kepada Kepala Desa, Ketua LPMD,BPD, Kepala-Kepala
Dusun, Ketua-Ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat serta tokoh Pemuda
yang berkompeten.
2. Pendekatan
dengan masyarakat lewat silaturrahim sangat efektif dalam upaya membina
hubungan, meminta dukungan masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan program PKL
yang telah di programkan
3. Dalam
menjalankan Kegiatan PKL yang direncanakan bersama-sama dengan masyarakat dapat
terlaksana sepenuhnya. Ini dilihat dari kemampuan mahasiswa dan faktor pendukung pelaksanaan kegiatan PKL,
walaupun demikian dapat kami katakan kegiatan yang telah kami rencanakan
berhasil kami laksanakan.
B. Saran-Saran
Selama pelaksanaan kegiatan praktek klinik lapangan
(PKL) kami banyak menemukan berbagai kendala, maka saran dan masukan kami
adalah:
1. Dalam memperlancar
proses kegiatan PKL semestinya Lembaga harus menyediakan dana pembantu untuk
kelancaran program mahasiswa PKL. sehingga mahasiswa PKL tidak kesulitan dalam melaksanakan kegiatan PKL.
2. Diharapkan
peran dan kerjasama antar Pemerintah Desa
beserta perangkatnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dalam
menciptakan suasana yang penuh kekeluargaan antara mahasiswa PKL dengan
masyarakat.
3. Supaya
kehadiran mahasiswa PKL di Posko selalu terkoordinir dan kegiatannya biasa
diarahkan sesuai rencana, maka peran dosen pembimbing sangat dibutuhkan dalam
memberikan arahan dan masukan, serta berusaha untuk hadir secara rutin dalam
setiap kegiatan PKL, sekalian mengontrol kegiatan PKL tersebut.